𝐜𝐞𝐫𝐢𝐚𝐛𝐞𝐯𝐞𝐫𝐚𝐠𝐞𝐬.𝐜𝐨𝐦 – Rupiah Menguat Tipis di Tengah Tekanan, Rp 16.370 Per Dolar AS. Pada pertengahan Juni 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan yang signifikan, menembus level Rp 16.400 untuk pertama kalinya sejak April 2020. Ini membuat Indonesia semakin terpuruk akibat krisis ekonomi yang sedang melanda. Segala upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal ini.
Faktor yang Membuat Rupiah Menguat
Pada hari Selasa, 25 Juni 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penguatan tipis di tengah tekanan global. Rupiah dibuka pada Rp 16.390 per dolar AS dan menguat menjadi Rp 16.370 per dolar AS pada pukul 09.05 WIB. Penguatan ini didorong oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed: Pasar berspekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dua kali pada tahun 2024, yaitu pada bulan September dan Desember. Hal ini mendorong optimisme investor terhadap ekonomi global dan emerging markets, termasuk Indonesia.
- Data penjualan ritel AS: Data penjualan ritel AS yang dirilis pada hari Senin menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi AS mungkin tidak sekuat yang diprediksi sebelumnya, dan ini memberikan tekanan pada dolar AS.
- Aliran modal asing: Aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia juga turut mendorong penguatan rupiah.
Investor Masih Optimis Rupiah Akan Menguat
Meskipun rupiah mengalami penguatan tipis, para investor masih optimis bahwa rupiah akan terus menguat dalam waktu dekat. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Perekonomian Indonesia yang kuat: Perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 5% pada tahun 2024. Hal ini merupakan salah satu pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.
- Tingkat inflasi yang terkendali: Tingkat inflasi Indonesia masih terkendali di bawah 5%. Hal ini memberikan stabilitas bagi ekonomi dan mata uang.
- Harga komoditas yang stabil: Harga komoditas utama Indonesia, seperti batubara dan minyak sawit, relatif stabil dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini memberikan dukungan bagi ekspor Indonesia dan neraca perdagangan.
Langkah – Langkah Selanjutnya
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu terus melakukan langkah-langkah untuk menjaga stabilitas rupiah dan memperkuat ekonomi Indonesia. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Meningkatkan ekspor: Pemerintah perlu mendorong ekspor non-migas untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi ketergantungan pada impor.
- Menarik investasi asing: Pemerintah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investasi asing ke Indonesia.
- Memperkuat infrastruktur: Pemerintah perlu memperkuat infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, dan bandara, untuk meningkatkan konektivitas dan efisiensi ekonomi.
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, diharapkan rupiah akan terus menguat dan ekonomi Indonesia akan semakin stabil dan tangguh.