πππ«π’ππππ―ππ«ππ ππ¬.ππ¨π¦Β – Kasus Agus dan Dugaan Penyelewengan Dana Bantuan Sosial. Kasus Agus Salim, korban penyiraman air keras, mencuat bukan hanya karena tragedi yang menimpanya, tetapi juga karena isu terkait penyelewengan dana donasi. Setelah publik tergerak membantu lewat penggalangan dana yang dimotori oleh YouTuber Pratiwi Noviyanthi, terkumpul sekitar Rp 1,7 miliar. Namun, dugaan bahwa istri Agus, Elmi Nurmala, menggunakan uang donasi tidak sesuai peruntukan membuat kepercayaan publik goyah. Pratiwi mengungkap kekecewaannya, terlebih saat mengetahui Agus masih menggunakan BPJS untuk perawatan.
Kronologi Penggalangan Dana dan Kekecewaan
Awalnya, Pratiwi Noviyanthi menginisiasi donasi untuk membantu pengobatan Agus yang menjadi korban kejahatan berat ini. Sosok Pratiwi dikenal lewat konten sosialnya yang kerap membantu mereka yang kurang beruntung. Saat Agus tampil dalam sebuah podcast, niat baik masyarakat mendukung pengobatannya membuahkan hasil yang cukup signifikanβdana yang terkumpul mencapai Rp 1,7 miliar.
Namun, kejutan muncul ketika Pratiwi mendapati Agus masih menggunakan BPJS untuk biaya pengobatan, bukannya menggunakan dana donasi yang terkumpul. Kecurigaan ini mendorong Pratiwi untuk menelusuri lebih lanjut penggunaan dana tersebut.
Tuduhan Penyelewengan Dana
Kecurigaan Pratiwi semakin menguat saat mengetahui bahwa sebagian besar dana donasi diduga tidak digunakan untuk keperluan pengobatan Agus. Elmi Nurmala, istri Agus, diduga menggunakan uang donasi tersebut untuk kepentingan pribadi dan keluarga. Hal ini menjadi sorotan publik karena uang yang terkumpul diyakini sebagai bentuk dukungan sosial dari masyarakat yang prihatin terhadap kondisi Agus.
Pratiwi, yang merasa memiliki tanggung jawab moral atas penggalangan dana tersebut, mengungkapkan rasa kecewa dan protesnya kepada Elmi dan keluarga Agus. Dia berharap dana yang terkumpul dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesembuhan Agus, namun kenyataan di lapangan justru sebaliknya.
Klarifikasi Pihak Keluarga atas Kasus Agus
Di tengah kontroversi ini, Elmi Nurmala sempat memberikan klarifikasi bahwa donasi tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan keluarga, dan sebagian sudah dikembalikan kepada penggalang dana. Namun, pernyataan ini belum sepenuhnya diterima oleh publik, yang masih mempertanyakan transparansi pengelolaan dana tersebut.
Pelajaran dari Kasus Agus
Kasus Agus Salim dan dugaan penyelewengan dana oleh keluarganya memberikan pelajaran penting tentang transparansi dalam penggalangan dana publik. Masyarakat, khususnya mereka yang peduli terhadap isu sosial, semakin sadar akan pentingnya akuntabilitas dalam setiap inisiatif bantuan. Sebuah kasus yang awalnya digerakkan oleh rasa empati, kini menjadi refleksi atas pentingnya pengelolaan yang jujur dan terbuka untuk menjaga kepercayaan publik.